https://repository.malahayati.ac.id/index.php/skpsi/issue/feedSkripsi Psikologi2023-08-04T07:17:12+00:00Open Journal Systems<p>Skripsi Mahasiswa Psikologi</p>https://repository.malahayati.ac.id/index.php/skpsi/article/view/1589The PENGARUH ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI DAN KONSEP DIRI DENGAN KECENDERUNGAN CONDUCT DISORDER PADA REMAJA2022-12-27T06:49:25+00:00Dede Adella Rahma Putridedeadellia869@gmail.com<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara status sosial ekonomi dan konsep diri dengan kecenderungan <em>conduct disorder </em>pada remaja. Desain penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang dilakukan pada 395 siswa SMA di Bandar Lampung dengan kriteria siswa laki-laki dan perempuan usia 16-18. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini pengukuran kecenderungan <em>conduct disorder</em> menggunakan skala kecenderungan <em>conduct disorder, </em>skala konsep diri, serta data demografi. Analisis data menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada pengaruh antara status sosial ekonomi dan konsep diri dengan kecenderungan <em>conduct disorder </em>yang dimana konsep diri merupakan prediktor utama dalam pengaruhnya terhadap kecenderungan <em>conduct disorder. </em>Status sosial ekonomi dan konsep diri secara bersama-sama memberikan sumbangan efektif sebesar 50,5% terhadap kecenderungan <em>conduct disorder </em>pada remaja.</p> <p> </p> <p><strong>Kata kunci</strong> : Status Sosial Ekonomi, Konsep Diri, Kecenderungan <em>conduct disorder.</em></p>2023-08-04T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2023 Skripsi Psikologihttps://repository.malahayati.ac.id/index.php/skpsi/article/view/2053S Hubungan antara dukungan sosial teman sebaya dan intensitas penggunaan media sosial Instagram dengan agresivitas pada remaja2023-07-06T04:56:30+00:00Nada Fitria Cahyaningrumnadafitriacn46717@gmail.com<p>Abstrak<br>Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak ke ke masa remaja, banyak<br>terjadi perubahan dalam remaja, salah satunya adalah peralihan jati. Jika remaja tersebut<br>gagal dalam mencari jati diri, maka remaja tersebut akan mengalami kebingungan atau<br>kekacauan yang selanjutnya akan memicu perilaku agresivitas. Penelitian ini bertujuan<br>untuk mengetahui apakah terdapat hubungan atara dukungan sosial teman sebaya dan<br>intensitas penggunaan media sosial instragram dengan agresivitas pada remaja.Metode<br>dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan analisis data menggunakan regresi<br>berganda dua predictor dengan subjek sebanyak 150 remaja di Desa Pemanggilan, Natar,<br>Lampung.Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala model likert<br>yaitu skala agresivitas, skala dukungan sosial teman sebaya dan skala intensitas<br>penggunaan media sosial.Hasil analisis menunjukan bahwa terdapat hubungan antara<br>dukungan sosial teman sebaya dan intensitas penggunaan media sosial dengan<br>agresivitas pada remaja dengan di tandai p< 0.001.<br>Kata Kunci : Agresivitas, Dukungan Sosial Teman Sebaya, Intensitas Penggunaan Media<br>Sosial.<br>.Abstract<br>Adolescence is a period of transition from childhood to adolescence, many<br>changes occur in adolescence, one of which is the transition of identity. If the<br>teenager fails to find identity, then the teenager will experience confusion or<br>chaos which will then trigger aggressive behavior. This study aims to<br>determine whether there is a relationship between peer social support and the<br>intensity of use of social media instragram with aggressiveness in<br>adolescents. The method in this study is a quantitative method with data<br>analysis using multiple regression with two predictors with a subject of 155<br>adolescents in the village of Pecallan, Natar, Lampung. The data collection<br>technique in this study used the Likert model scale, namely the aggressiveness<br>scale, the peer social support scale and the intensity scale of social media<br>use. The results of the analysis show that there is a significant relationship<br>between peer social support and the intensity of social media use with<br>aggressiveness in adolescents marked with p <0.001.<br>Keywords: Aggressiveness, Peer Social Support, Intensity Use of Social Med</p>2023-08-04T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2023 Skripsi Psikologihttps://repository.malahayati.ac.id/index.php/skpsi/article/view/2024S Hubungan Antara Pola Asuh Otoriter Dan Dukungan Sosial Dengan Kecenderungan Conduct Disorder Pada Remaja2023-06-19T08:25:27+00:00M Reza Afnirezaroar0@gmail.com<p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p><strong>HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH</strong><strong> OTORITER</strong><strong> DAN DUKUNGAN </strong></p> <p><strong>SOSIAL DENGAN KECENDERUNGAN <em>CONDUCT</em></strong></p> <p><strong><em> DISORDER </em></strong><strong>PADA REMAJA</strong></p> <p><strong> </strong></p> <p>Oleh :</p> <ol> <li>Reza Afni</li> </ol> <p> </p> <p>Kecenderungan <em>conduct disorder </em>pada remaja, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola asuh otoriter dan dukungan sosial dengan kecederungan <em>conduct disorder </em>pada remaja. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang melibatkan 395 siswa SMA dari jurusan IPA dan IPS, kelas X, XI, dan XII di Bandar Lampung. Teknik pengambilan sampel menggunakan <em>cluster sampling </em>dan di dapatkan lima sekolah sebagai tempat pengambilan data. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala model likert yaitu skala kecenderungan <em>conduct disorder, </em>skala pola asuh otoriter, dan skala dukungan sosial. Analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil analisis menunjukan bahwa ada hubungan antara pola asuh otoriter dan dukungan sosial dengan kecenderungan <em>conduct disorder </em>pada remaja dengan skor <em>R-Square</em> sebesar 0,208 yang menunjukan 20,8% varians kecenderungan <em>conduct disorder </em>dapat dijelaskan oleh pola asuh otoriter dan dukungan sosial adapun sisanya 79,2% dipengaruhi oleh faktor lain di luar penelitian ini. variabel pola asuh otoriter memiliki hubungan dengan kecenderungan <em>conduct disorder</em> pada remaja sebesar -0,566 yang menunjukan 56,6% <em>varians</em> kecenderungan <em>conduct disorder </em>dapat dijelaskan oleh pola asuh otoriter. Variabel dukungan sosial memiliki hubungan negatif dan signifikan dengan kecenderungan<em> conduct disorder </em>sebesar -0,142 yang menunjukan 14,2% varians kecenderungan <em>conduct disorder </em>dapat dijelaskan oleh dukungan sosial.</p> <p><strong>Kata Kunci :</strong> Pola Asuh Otoriter, Dukungan Sosial, Kecenderungan <em>Conduct Disorder</em></p>2023-08-04T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2023 Skripsi Psikologihttps://repository.malahayati.ac.id/index.php/skpsi/article/view/1664The PENGARUH STRES KERJA DAN USIA TERHADAP PSYCHOLOGICAL WELL BEING PADA ANGGOTA POLISI DI KEPOLISIAN DAERAH (POLDA) LAMPUNG2023-02-28T04:40:30+00:00novi devita mayang sarinovidevitam@gmail.com<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh stres kerja dan usia terhadap<br>psychological well-being pada anggota kepolisian daerah (POLDA) Lampung.<br>Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Metode pengumpulan data<br>menggunakan kuesioner psychological well-being dan stres kerja, serta data<br>demografi berupa usia. Subjek dalam penelitian ini adalah anggota polisi Polda<br>Lampung sebanyak 90 orang dari tiga bidang kerja yaitu Ditbinmas, Ditintelkam,<br>dan Biro SDM. Penetapan subjek menggunakan teknik non-probability sampling<br>dengan jenis quota sampling. Dalam penelitian ini analisis data menggunakan<br>teknik analisis regresi berganda. Berdasarkan hasil uji statistik, menunjukan<br>bahwa ada pengaruh stres kerja dan usia terhadap psychological well-being pada<br>anggota kepolisian daerah (POLDA) Lampung sebesar 0,383 yang menunjukan<br>38,3% varians psychological well-being dapat dijelaskan oleh stres kerja dan usia<br>adapun sisanya 61,7% dipengaruhi faktor lain di luar penelitian ini.</p>2023-08-04T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2023 Skripsi Psikologihttps://repository.malahayati.ac.id/index.php/skpsi/article/view/1590A Hubungan Kontrol Diri dan Jenis Kelamin Dengan Kecenderungan Conduct Disorder Pada Remaja2022-12-28T02:24:34+00:00kris dwi aprilliakrisdwiapr@gmail.com<p>HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DAN JENIS KELAMIN DENGAN KECENDERUNGAN CONDUCT DISORDER<br>PADA REMAJA<br>Oleh :<br>Kris Dwi Aprillia<br>ABSTRAK<br>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kontrol diri dan jenis kelamin dengan kecenderungan conduct disorder pada remaja. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang melibatkan 395 siswa SMA dari jurusan IPA dan IPS, kelas X, XI, XII di Bandar Lampung. Teknik pengambilan sampel menggunakan cluster sampling dan di dapatkan lima sekolah sebagai tempat pengambilan data. Data penelitian ini diambil dengan menggunakan skala kecenderungan conduct disorder, skala kontrol diri dan data demografi berupa jenis kelamin. Analisis data menggunakan teknik analisis regresi berganda. Hasil analisis menunjukan bahwa terdapat hubungan antara kontrol diri dan jenis kelamin dengan kecenderungan conduct disorder pada remaja sebesar 0,163 yang menunjukan bahwa secara simultan variabel bebas yaitu kontrol diri dan jenis kelamin bersama-sama menjadi prediktor terhadap kecenderungan conduct disorder sebesar 16,3% adapun sisanya yaitu 83,7% dipengaruhi faktor lain di luar penelitian ini.<br>Kata Kunci: Kontrol Diri, Jenis Kelamin, Kecenderungan Conduct Disorder, Remaja</p>2023-08-04T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2023 Skripsi Psikologihttps://repository.malahayati.ac.id/index.php/skpsi/article/view/1588The PENGARUH EMOTIONAL INTELLIGENCE DAN PRESTASI AKADEMIK DENGAN KECENDERUNGAN CONDUCT DISORDER PADA REMAJA2022-12-26T07:58:52+00:00Yesi Amelia Fradanayesiaafrd@gmail.com<p>Pelanggaran norma yang akhir-akhir ini menjadi perhatian lapisan masyarakat <br>yaitu perilaku melanggar yang dilakukan oleh remaja. Keterlibatan remaja dalam<br>pelanggaran norma tersebut dapat diklasifikasikan sebagai kecenderungan conduct <br>disorder. Kecenderungan conduct disorder dapat dipengaruhi oleh beberapa <br>faktor antara lain emotional intelligence dan prestasi akademik. Penelitian ini <br>bertujuan untuk mengetahui pengaruh emotional intelligence dan prestasi <br>akademik terhadap kecenderungan conduct disorder pada remaja. penelitian ini <br>merupakan penelitian kuantitatif yang melibatkan 395 siswa SMA dari jurusan <br>IPA dan IPS, kelas X, XI, dan XII di Bandar Lampung. Teknik pengambilan <br>sampel menggunakan cluster sampling dan di dapatkan lima sekolah sebagai <br>tempat pengambilan data. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini <br>menggunakan skala model likert yaitu skala kecenderungan conduct disorder,<br>skala emotional intelligence, dan untuk prestasi akademik menggunakan data <br>demografi berupa nilai rapor siswa. Analisis data menggunakan analisis regresi <br>berganda. Hasil analisis menunjukan bahwa ada pengaruh antara emotional <br>intelligence dan prestasi akademik dengan kecenderungan conduct disorder pada <br>remaja sebesar 0,210 yang menunjukan 21% varians kecenderungan conduct <br>disorder dapat dijelaskan oleh emotional intelligence dan prestasi akademik<br>adapun sisanya 79% dipengaruhi faktor lain di luar penelitian ini.<br>Kata Kunci : Emotional Intelligence, Prestasi Akademik, Kecenderungan <br>Conduct Disorder</p>2023-08-04T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2023 Skripsi Psikologihttps://repository.malahayati.ac.id/index.php/skpsi/article/view/2032S HUBUNGAN RESILIENSI DAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING ANGGOTA POLISI DI POLDA LAMPUNG2023-06-26T09:48:10+00:00Arsy Widiasariarsywidiasari01@gmail.com<p>ABSTRAK<br>HUBUNGAN RESILIENSI DAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING ANGGOTA POLISI DI POLDA LAMPUNG<br>Oleh:<br>Arsy Widiasari<br>Kompleksitas dan tuntutan tugas anggota Polisi di lapangan diduga sebagai pemicu yang menyebabkan anggota polisi mudah stres dan frustrasi, bahkan tugas tersebut sering mengundang bahaya bagi anggota polisi sendiri. Selain tingkat ancaman dan resiko pekerjaan sangat tinggi, terkadang polisi harus bekerja selama 24 jam per hari dan tujuh hari dalam seminggu tanpa mengenal hari libur. Selama melaksanakan tugasnya, anggota kepolisian pada umumnya sering mengalami stres dan hal ini mengakibatkan psychological well being mereka terganggu. Qumairi (2021) memaparkan bahwa resiliensi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi well-being seseorang. Resiliensi merupakan kemampuan individu dalam merespon kesulitan yang dihadapi dengan baik. Eddington & Shuman (2008, dalam Wicaksana (2017)) menyimpulkan beberapa faktor yang mempengaruhi well being seseorang, diantaranya: kepribadian, temperamen, harga diri, self efficacy, kompetensi, usia, status sosio ekonomi, budaya, agama, gender, aktivitas yang dilakukan, pendidikan, kesehatan, kepuasan karja dan dukungan sosial. Dari hasil penelitiannya tersebut, tingkat pendidikan seseorang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi well being seseorang.<br>Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional, dengan variabel terikat yaitu psychological well being dan variabel bebas yaitu resiliensi dan tingkat pendidikan. Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara resiliensi dan tingkat pendidikan dengan psychological well being. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah quota sampling, yaitu karena populasi terbagi ke dalam beberapa subkelompok yang dalam hal ini adalah bidang kerja di Polda Lampung. Kemudian dari setiap subkelompok tersebut ditetapkan kuota untuk individu yang akan dipilih sebagai sampel, jika kuota terpenuhi maka tidak ada individu lain yang berkesempatan mengikuti penelitian. Adapun kuota yang peneliti tetapkan adalah sebanyak 30 orang dari setiap bidang kerja yang terpilih sebagai sampel penelitian. Alat ukur dalam penelitian ini adalah skala resiliensi dan skala psychological well being. Teknik analisis dalam penelitian ini adalah teknik regresi berganda. Hasil penelitian menyatakan bahwa variabel resiliensi mempunyai nilai yaitu 0,741 (p>0,01) dan variabel tingkat pendidikan memiliki nilai 0,029 (p>0,01) yang menandakan bahwa ada hubungan antara resiliensi dan tingkat pendidikan dengan psychological well being.<br>Kata Kunci: Resiliensi; Tingkat Pendidikan; Psychological Well Being; Polisi</p> <p>ABSTRACT<br>THE RELATIONSHIP BETWEEN RESILIENCE AND EDUCATION LEVEL WITH THE PSYCHOLOGICAL WELL-BEING OF POLICE OFFICERS AT THE LAMPUNG REGIONAL POLICE<br>By:<br>Arsy Widiasari<br>The complexity and demands of the mandate of police officers in the field are suspected to be the triggers that cause police officers to become easily stressed and frustrated, and the mandate often poses a danger to the police officers themselves. In addition to the very high level of threat and job risk, sometimes the police have to work 24 hours a day and seven days a week without knowing days off. While carrying out their work, members of the police in general often experience stress and this results in disruption of their psychological health. Qumairi (2021) explained that resilience is one of the factors that affect a person's well-being. Resilience is an individual's ability to respond well to difficulties faced. Eddington & Shuman (2008, in Wicaksana (2017)) concluded that several factors influence a person's well-being, including: personality, temperament, self-esteem, self-efficacy, competence, age, socio-economic status, culture, religion, gender, activities undertaken , education, health, job satisfaction and social support. From the results of his research, a person's level of education is one of the factors that influence a person's welfare.<br>This research is a correlational quantitative study, with the dependent variable namely psychological well-being and the independent variable namely resilience and level of education. The hypothesis in this study is that there is a relationship between resilience and level of education with psychological well-being. The sampling technique in this study was quota sampling, namely because the population was divided into several subgroups, which in this case were the areas of work in the Lampung Regional Police. Then from each of these subgroups a quota is set for individuals to be selected as samples, if the quota is met then no other individual has the potential to take part in the research. The quota that the researchers set was 30 people from each field of work who were selected as research samples. Measuring tools in this study are the resilience scale and the psychological well-being scale. The analysis technique in this study is a multiple regression technique. The results showed that the resilience variable had a value of 0.741 (p>0.01) and the educational level variable had a value of 0.029 (p>0.01) which indicated that there was a relationship between resilience and educational level and psychological well-being.<br>Keywords: Resilience; Level of education; Psychological Well-Being; Police</p>2023-08-04T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2023 Skripsi Psikologihttps://repository.malahayati.ac.id/index.php/skpsi/article/view/1923S HUBUNGAN ANTARA PERAN ORANG TUA DAN KONFORMITAS TEMAN SEBAYA DENGAN INTENSI BERHENTI MEROKOK PADA REMAJA2023-05-16T07:48:10+00:00Nurul dwi hasanahnuruldwihasanah6@gmail.com<p>Intensi Berhenti Merokok adalah keinginan kuat yang berasal dari individu untuk menghentikan aktifitas merokok dan dilakukan secara sadar oleh individu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan antara Peran Orang Tua dan Konformitas Teman Sebaya dengan Intensi Berhenti Merokok pada Remaja. Desain penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Subjek dalam penelitian ini yaitu siswa laki-laki SMK Sukoharjo sebanyak 280 siswa, diambil dari kelas 10 sampai 12 dari tiga jurusan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan Skala intensi berhenti merokok, Skala peran orang tua, dan Skala konformitas teman sebaya. Uji hipotesis penelitian ini menggunakan analisis Regresi Berganda. Hasil dari penelitian ini adalah ada hubungan antara Peran Orang Tua dan Konformitas Teman Sebaya dengan Intensi Berhenti Merokok pada siswa SMK N Sukoharjo, yaitu semakin tinggi Peran Orang Tua dan Konformitas Teman Sebaya maka semakin tinggi Intensi Berhenti Merokok pada siswa SMK N Sukoharjo.</p> <p> </p> <p> </p>2023-08-04T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2023 Skripsi Psikologihttps://repository.malahayati.ac.id/index.php/skpsi/article/view/1591PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN BIDANG KERJA TERHADAP PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA ANGGOTA POLISI DI POLDA LAMPUNG2022-12-29T00:08:58+00:00Dwi Jihad Nur Fatimahdwijhdnrftmh@gmail.com<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepuasan kerja dan bidang kerja terhadap <em>psychological well-being</em> pada anggota polisi. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner <em>psychological well-being</em> dan kuesioner kepuasan kerja, serta data demografi bidang kerja. Subjek dalam penelitian ini adalah anggota polisi di Polda Lampung yang berjumlah 90 orang dari tiga bidang kerja yang berbeda yaitu Ditbinmas, Ditintelkam, dan Biro SDM. Penetapan subjek menggunakan teknik <em>non-probability sampling</em> dengan jenis <em>quota sampling</em>. Dalam penelitian ini analisis data menggunakan teknik analisis regresi berganda. Berdasarkan hasil uji statistik, diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 yang mana nilainya < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa kepuasan kerja dan bidang kerja polisi secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap <em>psychological well-being</em> dengan nilai korelasi sebesar 0,765. Selain itu ditemukan bahwa terdapat pengaruh kepuasan kerja terhadap <em>psychological well-being </em>pada polisi, hal ini berarti semakin tinggi kepuasan kerja maka semakin tinggi pula <em>psychological well-being </em>pada polisi. Namun tidak terdapat pengaruh bidang kerja terhadap <em>psychological well-being </em>pada polisi, yang mana perbedaan penempatan bidang kerja tidak mempengaruhi <em>psychological well-being </em>pada polisi.</p>2023-08-04T00:00:00+00:00Hak Cipta (c) 2023 Skripsi Psikologi