S HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN DENGAN SUBJECTIVE WELL-BEING PADA MAHASISWA KEDOKTERAN DALAM MENGHADAPI PEMBELAJARAN TATAP MUKA DI BANDAR LAMPUNG

Penulis

  • PUPUT AYU PUTRI Universitas Malahayati

Kata Kunci:

Kata Kunci: Kebiasaan Makan, Subjective Well-Being, Mahasiswa Kedokteran, Tatap Muka

Abstrak

Abstrak: HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN DENGAN SUBJECTIVE WELL-BEING PADA MAHASISWA KEDOKTERAN DALAM MENGHADAPI PEMBELAJARAN TATAP MUKA DI BANDAR LAMPUNG

Latar Belakang: Mahasiswa kedokteran merupakan populasi yang rentan mengalami permasalahan psikologis. Dalam dunia pendidikan, mahasiswa kedokteran melalui pembelajaran yang tergolong cukup padat dengan banyaknya kegiatan diskusi dan praktikum. Hal ini menjadi stressor yang menekan bagi mahasiswa dikarenakan banyak mahasiswa kedokteran yang mengalami stres, cemas, depresi, bahkan beberapa ada yang sampai menunjukkan keinginan untuk bunuh diri. Hal ini mengindikasikan bahwa mahasiswa kedokteran memiliki subjective well-being yang rendah. Faktor yang dapat mempengaruhi tingkat subjective well-being seseorang adalah perilaku makan. Kebiasaan makan adalah perilaku individu/sekelompok individu untuk memenuhi kebutuhan pangan yang meliputi sikap, keyakinan dan pilihan makanan. Minat makan di luar dan mengunjungi restoran cepat saji kian semakin meningkat, terutama di kalangan remaja dan dewasa muda. Mahasiswa memiliki perilaku makan yang tidak konsisten akan memiliki psychological subjective well-being yang rendah dan memiliki perilaku makan yang tidak sehat.

Tujuan: untuk mengetahui hubungan kebiasaan makan dengan subjective well-being pada mahasiswa kedokteran.

Metode Penelitian: jenis penelitian kuantitatif dengan desain survei analitik dan rancangan cross-sectional. Sampel penelitian berjumlah 139 mahasiswa kedokteran di Bandar Lampung. Alat ukur yang digunakan adalah data demografi mahasiswa dan Positive Affect Negative Affect Schedule (PANAS), Satisfaction With Life Scale (SWLS) dan Eating Habits Quetionnaire (EHQ).

Hasil Penelitian: sebagian besar responden memiliki tingkat kebiasaan makan rendah (81,3%) dan subjective well-being rendah (42,4%). Hasil analisis korelasi kebiasaan makan dengan subjective well-being didapatkan p-value 0,332.

Kesimpulan: tidak terdapat hubungan kebiasaan makan dengan subjective well-being pada mahasiswa sarjana pendidikan dokter dalam menghadapi pembelajaran tatap muka di Bandar Lampung.

Kata Kunci: Kebiasaan Makan, Subjective Well-Being, Mahasiswa Kedokteran, Tatap Muka

Unduhan

Diterbitkan

2024-04-29

Arsip

Bagian

Skripsi