S Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Dengan Perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS) Di Desa Cipadang Kecamatan Gedong Tataan Tahun 2023
Kata Kunci:
Buang Air Besar Sembarangan, Pengetahuan, SikapAbstrak
Perilaku membuang tinja di tempat terbuka seperti semak-semak, hutan, sungai, pantai, dan tempat lain di mana kotoran dapat menyebar dan mencemari tanah, air, dan udara dikenal sebagai buang air besar sembarangan (BABS). Masalah pembuangan tinja secara sembarangan adalah sebuah masalah kesehatan yang perlu untuk mendapat prioritas. Menurut data WHO dan UNICEF Indonesia berada di negara kedua yang penduduknya masih berperilaku BABS. Menurut data monev STBM kemkes 2020 Provinsi Lampung berada pada urutan 28 dengan data 82.75%. Desa Cipadang memiliki jumlah BABS 68 kepala keluarga dan menjadi jumlah BABS tertinggi. Menurut RPJMN 2024 Indonesia memiliki target 90% akses sanitasi layak dan 0% BABS. Tujuan penelitian diketahui penyebab perilaku BABS di Desa Cipadang. Jenis penelitian kuantitatif menggunakan pendekatan cross sectional dengan jumlah sampel 248 responden menggunakan teknik pusrposive sampling. Dilakukan analisis univariat dan bivariat dengan uji chi square. Dari hasil univarit yang memiliki pengetahuan kurang 125 responden atau 50,4%, sikap negatif 134 responden atau 54,0% dan perilaku negatif 128 responden atau 51,6%. Berdasarkan hasil bivariat didapatkan hasil p-value= 0,000 atau p = <0,05 (OR:5,325) artinya ada hubungan pengetahuan dengan perilaku BABS. Kemudian p-value= 0,000 atau p = <0,05 (OR:10,788) artinya ada hubungan sikap dengan perilaku BABS. Adanya upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap melalui penyuluhan terkait dampak negatif jika berperilaku BABS serta meningkatkan kesadaran tentang pentingnya kepemilikan jamban. Oleh karena itu arisan jamban adalah solusi yang tepat bagi masyarakat kurang mampu agar mempunyai jamban.
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN (BABS) DI DESA CIPADANG
KECAMATAN GEDONG TATAAN TAHUN 2023
XVI + 78 Halaman + 13 Tabel + 6 Gambar + 23 Lampiran
ABSTRAK
Perilaku membuang tinja di tempat terbuka seperti semak-semak, hutan, sungai, pantai, dan tempat lain di mana kotoran dapat menyebar dan mencemari tanah, air, dan udara dikenal sebagai buang air besar sembarangan (BABS). Masalah pembuangan tinja secara sembarangan adalah sebuah masalah kesehatan yang perlu untuk mendapat prioritas. Menurut data WHO dan UNICEF Indonesia berada di negara kedua yang penduduknya masih berperilaku BABS. Menurut data monev STBM kemkes 2020 Provinsi Lampung berada pada urutan 28 dengan data 82.75%. Desa Cipadang memiliki jumlah BABS 68 kepala keluarga dan menjadi jumlah BABS tertinggi. Menurut RPJMN 2024 Indonesia memiliki target 90% akses sanitasi layak dan 0% BABS. Tujuan penelitian diketahui penyebab perilaku BABS di Desa Cipadang. Jenis penelitian kuantitatif menggunakan pendekatan cross sectional dengan jumlah sampel 248 responden menggunakan teknik pusrposive sampling. Dilakukan analisis univariat dan bivariat dengan uji chi square. Dari hasil univarit yang memiliki pengetahuan kurang 125 responden atau 50,4%, sikap negatif 134 responden atau 54,0% dan perilaku negatif 128 responden atau 51,6%. Berdasarkan hasil bivariat didapatkan hasil p-value= 0,000 atau p = <0,05 (OR:5,325) artinya ada hubungan pengetahuan dengan perilaku BABS. Kemudian p-value= 0,000 atau p = <0,05 (OR:10,788) artinya ada hubungan sikap dengan perilaku BABS. Adanya upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap melalui penyuluhan terkait dampak negatif jika berperilaku BABS serta meningkatkan kesadaran tentang pentingnya kepemilikan jamban. Oleh karena itu arisan jamban adalah solusi yang tepat bagi masyarakat kurang mampu agar mempunyai jamban.