S Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Seksual Beresiko pada Remaja Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Provinsi Lampung Tahun 2024

Penulis

  • Clara Shintani Universitas Malahayati

Kata Kunci:

Perilaku seksual beresiko, Remaja Sekolah Menengah Pertama

Abstrak

Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017 menunjukkan bahwa sekitar 2% perempuan berusia 15 hingga 24 tahun dan 8% perempuan berusia 15 hingga 24 tahun yang berada dalam satu kelompok pertemanan menyadari bahwa mereka telah melakukan hubungan seksual sebelum menikah, dan sekitar 11% di antaranya mengalami kehamilan yang tidak diinginkan. Ketika ditanya mengenai riwayat seksual dengan pasangannya, 59% perempuan dan 74% laki-laki mengatakan bahwa mereka melakukan hubungan seksual pertama kali ketika berusia antara 15 hingga 19 tahun. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual remaja SMP di Provinsi Lampung. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Dengan pengambilan sampel yaitu Purposive Random Sampling Jumlah sampel sebanyak 132 responden menggunakan data instumen penelitian yaitu kuesioner yang disebarkan berbentuk gform. Hasil penelitian ini adalah terdapat 21 responden melakukan perilaku seksual, 17 orang (12,9%) masturbasi, kissing 6 orang (4,5%), necking 4 orang (3,0%), pettingĀ  4 orang (3,0%), oral seks 3 orang (2,3%), intercourse atau hubungan seksual 3 orang (2,3%) dan anal seks 3 orang (2,3%), dari lima variabel yang diambil (tempat tinggal, pengetahuan ims&hiv, penggunaan teknologi informasi dan komunikasi, peran orang tua, peran teman sebaya) di dapatkan bahwa faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual yaitu penggunaan teknologi informasi dan komunikasi p-value 0,014. Pemodelan multivariat menunjukkan bahwa penggunaan teknologi informasi dan komunikasi merupakan faktor dominan p value 0,027 dan OR 3,133 (95%CI 1,136-8,637) sehingga didapatkan bahwa faktor penggunaan teknologi dan komunikasi merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap perilaku seksual pada remaja Sekolah Menengah Pertama (SMP). Kesimpulan Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi meningkatkan risiko 3,1 kali untuk melakukan perilaku seksual maupun untuk tidak melakukan perilaku seksual berisiko dengan saran perlu pemberian pendidikan yang lebih peduli dan mengawasi remaja dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi.

Unduhan

Diterbitkan

2024-10-21

Arsip

Bagian

Artikel