Skripsi Teknik Lingkungan https://repository.malahayati.ac.id/index.php/skrtl <p>skripsi Mahasiswa Teknik Lingkungan</p> id-ID Skripsi Teknik Lingkungan s PENGARUH 3 JENIS STARTER (TERASI, RAGI TAPE, KULIT NANAS) PADA PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI LIMBAH DARAH SAPI MENGGUNAKAN MOL NASI BASI https://repository.malahayati.ac.id/index.php/skrtl/article/view/4688 <p>Limbah darah sapi adalah limbah yang dihasilkan dari proses penyembelihan sapi di rumah potong hewan yang mengandung bahan bahan organik, apabila darah sapi tidak di lakukan pengolahan dampak yang di rasakan diantaranya pencemaran tanah, matinya tanaman di sekitar area pemotongan, bau pembusukan darah, matinya biota air, dan dapat menyebabkan pendangkalan saluran air. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh MOL Nasi basi dengan 3 jenis starter (terasi, ragi tepe, dan kulit nanas) terhadap kualitas pupuk organik cair (POC) darah sapi. Menggunakan jenis penelitian <em>true</em> <em>experiment</em> dengan metode anaerob diharapkan dapat mengetahui keefisienan dari 3 jenis starter pada mikroorganisme lokal (MOL) dalam proses pembuatan pupuk organik cair darah sapi. Hasil penelitian pH ketiga sample adalah 7,21 starter ragi tapai, 7,15 starter terasi, dan 6,37 starter kulit nanas.&nbsp; Konsentrasi C-organik menggunakan darah sapi dengan starter Terasi mengalami penurunan sebanyak 26,43 dengan hasil 18,64%, starter ragi tapai mengalami penurunan sebanyak 28,15 dengan hasil 16,09%, starter kulit nanas mengalami penurunan lebih kecil sebesar 23,29 dengan hasil 21,93%. Dari hasil analilsis tersebut, kadar kenaikan N-Total tertinggi pada sampel starter ragi tapai sebesar 2,29 dengan hasil 2,86%, sample starter Terasi 2,14 dengan hasil 2,69%, kenaikan N-total terendah 1,66 dengan hasil 2,19% pada sampel starter kulit nanas. Dari hasil fermentasi selama 21 hari, rasio C/N limbah darah sapi menggunakan MOL Nasi basi dengan tambahan starter ragi tapai diperoleh hasil 20,78% dan terasi sebesar 23,61% yang dapat digunakan secara langsung karena telah memenuhi standar mutu pemerintah yaitu maksimal 25% sedangkan&nbsp; starter kulit nanas sebesar 30,76% sehingga diperlukan penambahan waktu fermentasi agar pupuk dapat digunakan secara langsung.</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Kata Kunci</strong> : Limbah Darah Sapi, Mol, Nasi Basi, Terasi, Ragi Tapai, Kulit Nanas</p> M. ALVIN SAPUTRA Hak Cipta (c) 2025 Skripsi Teknik Lingkungan 2025-05-05 2025-05-05 PERENCANAAN SISTEM JARINGAN PIPA TRANSMISI PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA TANJUNG AGUNG, KECAMATAN TELUK PANDAN, KABUPATEN PESAWARAN https://repository.malahayati.ac.id/index.php/skrtl/article/view/4635 <p>Krisis air bersih merupakan masalah global yang termasuk dalam salah satu poin Sustainable Development Goals (SDGs). Salah satu daerah di Indonesia yang mengalami krisis air bersih adalah Desa Tanjung Agung, Kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Pesawaran sehingga perlu dibangun sistem penyediaan air bersih guna memenuhi kebutuhan air masyarakat. Namun dalam sistem penyediaan air sering terjadi permasalahan teknis yaitu kehilangan tekanan (headloss) yang memengaruhi kualitas pipa. Kehilangan tekanan terjadi akibat kesalahan pemilihan diameter pipa dan penggunaan aksesoris. Penelitian ini bertujuan untuk meminimalisir permasalahan kehilangan tekanan air pada sistem penyediaan air bersih di Desa Tanjung Agung, Kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Pesawaran dengan metode survey lapangan, pengukuran, observasi dan simulasi menggunakan aplikasi E-Panet 2.2. Perhitungan nilai headloss dilakukan pada diameter 6”, 5”, 4”, 3”dan 2½” dengan panjang lintasan 9 kilometer. Berdasarkan hasil simulasi dan perhitungan didapatkan nilai headloss secara berturut-turut adalah 0,768880 m/km, 1,529172 m/km, 5,40367 m/km, 15,83578 m/km dan 43,11295 m/km. Nilai headloss dari penggunaan elbow adalah 0,18584379 m/km, 0,3294122 m/km, 0,94083418 m/km, 2,296958458 m/km dan 5,270595201 m/km. Nilai headloss dari penggunaan valve 0,205041 m/km, 0,363439 m/km, 1,038019 m/km, 2,534227 m/km dan 5,81503 m/km. Dari kelima diameter, hanya diameter 5” dan 6” yang memenuhi baku mutu headloss yaitu 5m/km. Namun dari segi ekonomi, diameter 5” lebih hemat dibandingkan diameter 6” sehingga diameter 5” lebih direkomendasikan.</p> <p><strong>Kata Kunci</strong>: <em>Headloss, Elbow, Valve, E-Panet 2.2</em></p> Maulana Sidiq Hak Cipta (c) 2025 Skripsi Teknik Lingkungan 2025-05-05 2025-05-05