Skripsi Teknik Mesin https://repository.malahayati.ac.id/index.php/skrtm <p>Skripsi mahasiswa Teknik Mesin</p> id-ID Wed, 09 Oct 2024 03:32:30 +0000 OJS 3.3.0.7 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 the PENGARUH FRAKSI VOLUME, ARAH, PANJANG SERAT NANAS TERHADAP SIFAT MEKANIK KOMPOSIT PLASTIK JENIS HIGH DENSITY POLIETHYLENE https://repository.malahayati.ac.id/index.php/skrtm/article/view/1964 <p>ABSTRAK<br>Pengaruh Volume, Arah Serat Dan Panjang Serat Nanas Terhadap Sifat<br>Mekanik Material Komposit Plastik Jenis High Density Poliethylene<br>Oleh<br>Benny Saputra Hasan Basri<br>Material alami dalam industri otomotif dapat memberikan berbagai keunggulan dibandingkan<br>konvensional sintetis seperti pengurangan berat, dapat didaur ulang, dan sebagai tambahan untuk<br>eko-efisiensi. Penelitian ini bertujuan untuk megetahui sifat mekanik HDPE dan serat nanas.<br>Parameter eksperimen menggunakan Taguchi ortogonal dan Analisis varians (ANOVA) digunakan<br>untuk mengetahui pengaruh parameter panjang, arah, dan persentase serat nanas sebagai filler<br>penguat terhadap tegangan tarik dan tegangan bending. Variabel penelitian ini meliputi: fraksi<br>volume serat nanas sebesar 5%, 10% dan 15%; arah serat 0o, 45o dan acak; panjang serat 6,6cm,<br>10cm, 20cm. Pengujian sifat fisis dan mekanis komposit meliputi uji tarik menggunakan standar<br>ASTM D638-3, uji 3 point bending bending dengan standar ASTM D7264-07. Hasil pengujian<br>menunjukan tegangan tarik terbesar pada spesimen 2 dengan 5% serat, arah serat 45o dan panjang<br>serat 10 cm sebesar 196,358 kg/mm2. Hasil pengujian tegangan bending terbesar pada spesimen 2<br>dengan 5% serat, arah serat 45o dan panjang serat 10 cm sebesar 4,094 kg.f/mm2. Hasil Anova dari<br>tegangan tarik menunjukan bahwa persentase volume serat berpengaruh secara signifikan sebesar<br>59,01%, arah serat 21,27%, panjang serat 16,95% sedangkan untuk tegangan bending kontribusi<br>persentase volume serat sebesar 75,05%, arah serat 16,99%, panjang serat 6,71%. Ikatan yang baik<br>antara serat nanas dengan HDPE menjadi kunci dari kekuatan tegangan tarik dan bending komposit.<br>Penelitian ini dapat dikembangkan sebagai komposit ramah lingkungan pada pembuatan papan<br>partikel dalam industri otomotif.<br>Kata Kunci: Komposit, Serat Nanas, Tegangan Tarik, Tegangan Bending, Taguchi, ANOVA</p> BENI SAPUTRA HASAN BENI SAPUTRA HASAN Hak Cipta (c) 2024 Skripsi Teknik Mesin https://repository.malahayati.ac.id/index.php/skrtm/article/view/1964 Wed, 09 Oct 2024 00:00:00 +0000 S ANALISA SIFAT MEKANIK BAJA AISI 1040 SEBAGAI HASIL PROSES PACK CARBURIZING MENGGUNAKAN ARANG TULANG SAPI DAN BATOK KELAPA https://repository.malahayati.ac.id/index.php/skrtm/article/view/3292 <h1>&nbsp;</h1> <h1>ANALISA SIFAT MEKANIK BAJA AISI 1040 SEBAGAI HASIL PROSES PACK CARBURIZING MENGGUNAKAN ARANG TULANG SAPI DAN BATOK KELAPA</h1> <h1>&nbsp;</h1> <h1>Candra Irianto<sup>1</sup></h1> <h1><sup>1</sup>Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Malahayati</h1> <h1>Jl. Pramuka No. 27 Kemiling, Bandar Lampung</h1> <h1>E-mail:</h1> <h1><a href="mailto:Candrairianto98@gmail.com">Candrairianto98@gmail.com</a></h1> <h1>&nbsp;</h1> <h2>ABSTRAK</h2> <p>&nbsp;</p> <p>Baja AISI 1040 adalah bahan yang sering digunakan untuk keperluan berbagai komponen mesin seperti gear motor, namun gear motor memerlukan peningkatan nilai kekerasan supaya lebih tahan terhadap gesekan serta keausan. Dalam hal tersebut diperlukan metode eksperimen dengan proses <em>pack carburizing </em>pada temperatur 800<sup>0</sup>C, waktu penahanan selama 60 menit dan 300 menit serta media pendingin menggunakan oli SAE 50 dengan volume 600 ml. Pengujian yang di lakukan menggunakan <em>X-Ray Flourescen </em>(XRF) dengan nilai <em>raw </em>material = 97,94%, spesimen A = 97,98%, spesimen B = Fe 98,93%, <em>Harness Vickers </em>(HV) dengan nilai <em>raw </em>material = 107HV, Spesimen A = 119HV, spesimen B = 106HV dan <em>Field Emission Scanining Microscope-Energy Dispersive X-Ray Spectroscopy </em>(FESEM-EDS) dengan nilai spesimen A = 45,97% dan spesimen B = 81,03%. Berdasarkan hasil pengujian eksperimen <em>pack carburizing </em>pada baja AISI 1040 dapat disimpulkan bahwa peningkatan rata-rata kekerasan pada baja AISI 1040 sebesar 113 HV, dan peningkatan rata-rata nilai unsur Fe sebesar 0,1%, persen karbon tertinggi pada spesimen B sebesar 0,8%. Dengan demikian proses perlakuan panas <em>pack carburizing </em>mempengaruhi kekerasan <em>Vickers </em>dan persentase karbon baja AISI 1040 hasil dari <em>pack carburizing </em>arang tulang sapi dan arang batok kelapa.</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Kata</strong><strong> kunci : </strong>Baja AISI 1040, <em>Pack Carburizing</em>, XRF, HV, FESEM-EDS.</p> Candra Irianto Hak Cipta (c) 2024 Skripsi Teknik Mesin https://repository.malahayati.ac.id/index.php/skrtm/article/view/3292 Wed, 09 Oct 2024 00:00:00 +0000 s PENGARUH PERLAKUAN PANAS DOUBLE QUENCHING TERHADAP SIFAT MEKANIK BAJA AISI 1040 HASIL PACK CARBURIZING ARANG KAYU JATI DAN ARANG CANGKANG SAWIT https://repository.malahayati.ac.id/index.php/skrtm/article/view/3288 <p><strong>“PENGARUH PERLAKUAN PANAS <em>DOUBLE QUENCHING</em> TERHADAP</strong></p> <p><strong>&nbsp;SIFAT MEKANIK BAJA AISI 1040 HASIL <em>PACK CARBURIZING</em> </strong></p> <p><strong>ARANG KAYU JATI DAN ARANG CANGKANG SAWIT”</strong></p> <p><strong>&nbsp;</strong></p> <p><strong>Oleh</strong></p> <p><strong>BAMBANG PRAHORO AJI</strong></p> <p><strong>&nbsp;</strong></p> <p><strong>ABSTARK</strong></p> <p><strong>&nbsp;</strong></p> <p>Baja AISI 1040 (Am<em>erican Iron and Steel Institud</em>) adalah bahan yang sering digunakan untuk keperluan berbagai komponen mesin seperti <em>gear</em> motor, namun pada baja AISI 1040 memerlukan peningkatan nilai kekerasan supaya lebih tahan terhadap keausan, yang umumnya disebabkan oleh air ataupun debu. Untuk itu diperlukan suatu metode peningkatan nilai kekerasan baja AISI 1040. Metode eksperimental ini dilakukan dengan proses perlakuan panas pada temperatur 800<sup>o</sup>C dengan waktu selama 120 menit dan 360 menit menggunakan air dengan volume 1200ml sebagai media pendingin. Kemudian karakterisasi hasil eksperimental <em>double quenching</em> hasil dari <em>pack carburizing</em> arang kayu jati dan arang cangkang sawit pada baja AISI 1040 ini menggunakan <em>X-Ray Flourescene</em> (XRF), <em>Hardness Vikers</em> (HV) dan <em>Field Emission Scanning Electron Microscopes - Energy Dispersif Spectroscopy</em> (FESEM-EDS). Berdasarkan hasil analisis dari karakterisasi, dapat disimpulkan bahwa peningkatan rata-rata kekerasan pada baja AISI 1040 sebesar 258,65 HV, dan peningkatan rata-rata nilai unsur Fe sebesar 1,02%, dimana persen (%) atom karbon (C) tertinggi adalah sebesar 83,74%. Maka dengan demikian proses perlakuan panas <em>double quenching</em> meningkatkan sifat mekanik baja AISI 1040 hasil dari <em>pack carburizing</em> arang kayu jati dan arang cangkang sawit.</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Kata kunci : baja AISI 1040, <em>double quenching, pack carburizing, </em>arang kayu jati, arang cangkang sawit &nbsp;XRF, HV, FESEM-EDS.</strong></p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>&nbsp;</strong></p> <p><strong>&nbsp;</strong></p> <p><strong>&nbsp;</strong></p> <p><strong>&nbsp;</strong></p> <p><strong>&nbsp;</strong></p> <p><strong>&nbsp;</strong></p> <p><strong>&nbsp;</strong></p> <p><strong>&nbsp;</strong></p> bambang prahoro aji Hak Cipta (c) 2024 Skripsi Teknik Mesin https://repository.malahayati.ac.id/index.php/skrtm/article/view/3288 Wed, 09 Oct 2024 00:00:00 +0000 O OPTIMASI KOMPOSISI BASALT DAN PERLAKUAN PANAS KERAMIK MULLITE BERBAHAN DASAR FLY ASH MENGGUNAKAN METODE TAGUCHI https://repository.malahayati.ac.id/index.php/skrtm/article/view/2910 <h2>OPTIMASI KOMPOSISI BASALT DAN PERLAKUAN PANAS KERAMIK BERBAHAN DASAR <em>FLY ASH </em>MENGGUNAKAN METODE <em>TAGUCHI</em></h2> <p>Oleh</p> <p>Ferdy Ardiyansyah</p> <p>Perkembangan industri alumunium dan PLTU di Indonesia, terutama di daerah perkotaan, menyebabkan peningkatan limbah industri. Limbah padat dari industri alumunium, seperti alumunium dross, dan PLTU, seperti <em>fly ash </em>hasil pembakaran batubara, berpotensi digunakan sebagai bahan baku keramik <em>mullite </em>yang diproduksi melalui reaksi aluminosilikat pada suhu tinggi. Dalam penelitian keramik <em>mullite</em>, dilakukan penambahan batu basalt dari Lampung Timur sebagai bahan tambahan. Batu basalt memiliki sifat-sifat kualitas dasar yang baik, seperti ketahanan abrasi, kekuatan tekan, dan ketahanan terhadap reaksi kimia, yang dapat meningkatkan sifat fisik dan mekanik keramik <em>mullite</em>. Proses pembuatan keramik melibatkan pencampuran <em>fly ash</em>, alumunium dross, dan basalt dengan komposisi tertentu. Kemudian, dilakukan leaching menggunakan 2M HCl selama 1 jam dengan kecepatan 300 rpm. Setelah itu, bahan dasar disaring dan dioven pada suhu 200℃ sebelum dibentuk menjadi pellet. Pellet tersebut kemudian menjalani proses sintering pada suhu 600℃, 900℃, dan 1200℃ selama 4 jam, diikuti dengan pendinginan menggunakan tungku <em>muffle furnace</em>. Desain eksperimen menggunakan <em>taguchi design orthogonal array </em>L9 dengan bantuan software minitab 17. Optimasi komposisi basalt dan temperatur sintering dianalisis menggunakan metode <em>taguchi </em>dan analisis varians (ANOVA). Parameter eksperimen meliputi perbandingan <em>fly ash </em>vs alumunium dross dengan komposisi 40%, 50%, dan 60%, basalt dengan komposisi 0%, 5%, dan 10%, serta suhu sintering 600℃, 900℃, dan 1200℃. Pengujian menggunakan teknik <em>x-ray fluorescence</em>, <em>x-ray diffraction</em>, mikro <em>vickers</em>, densitas, dan <em>scanning electron microscope energy dispersive spectroscopy</em>. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu sintering memiliki pengaruh signifikan terhadap kekerasan keramik mullite dengan nilai p-value 0.013. Namun, pada pengujian densitas, parameter <em>fly ash </em>vs alumunium dross, basalt, dan suhu sintering tidak berpengaruh signifikan terhadap densitas. Hasil analisis XRD menunjukkan adanya penambahan fasa baru, seperti melilite, gahlenite, dan cordierite, namun fasa-fasa tersebut tidak dominan dan tidak berpengaruh signifikan terhadap keramik <em>mullite</em>.</p> <p><strong>Kata kunci</strong>: Basalt, <em>mullite</em>, <em>fly ash</em>, aluminium dross, <em>taguchi </em>dan <em>anova</em>.</p> Ferdy Ardiyansyah Hak Cipta (c) 2024 Skripsi Teknik Mesin https://repository.malahayati.ac.id/index.php/skrtm/article/view/2910 Wed, 09 Oct 2024 00:00:00 +0000 O OPTIMASI KOMPOSISI BASALT DAN PERLAKUAN PANAS KERAMIK MULLITE BERBAHAN DASAR FLY ASH MENGGUNAKAN METODE TAGUCHI https://repository.malahayati.ac.id/index.php/skrtm/article/view/2907 <p><strong>&nbsp;</strong></p> <h2>OPTIMASI KOMPOSISI BASALT DAN PERLAKUAN PANAS KERAMIK BERBAHAN DASAR <em>FLY ASH </em>MENGGUNAKAN METODE <em>TAGUCHI</em></h2> <p>Oleh</p> <p>Ferdy Ardiyansyah</p> <p>&nbsp;</p> <p>&nbsp;</p> <p>Perkembangan industri alumunium dan PLTU di Indonesia, terutama di daerah perkotaan, menyebabkan peningkatan limbah industri. Limbah padat dari industri alumunium, seperti alumunium dross, dan PLTU, seperti <em>fly ash </em>hasil pembakaran batubara, berpotensi digunakan sebagai bahan baku keramik <em>mullite </em>yang diproduksi melalui reaksi aluminosilikat pada suhu tinggi. Dalam penelitian keramik <em>mullite</em>, dilakukan penambahan batu basalt dari Lampung Timur sebagai bahan tambahan. Batu basalt memiliki sifat-sifat kualitas dasar yang baik, seperti ketahanan abrasi, kekuatan tekan, dan ketahanan terhadap reaksi kimia, yang dapat meningkatkan sifat fisik dan mekanik keramik <em>mullite</em>. Proses pembuatan keramik melibatkan pencampuran <em>fly ash</em>, alumunium dross, dan basalt dengan komposisi tertentu. Kemudian, dilakukan leaching menggunakan 2M HCl selama 1 jam dengan kecepatan 300 rpm. Setelah itu, bahan dasar disaring dan dioven pada suhu 200℃ sebelum dibentuk menjadi pellet. Pellet tersebut kemudian menjalani proses sintering pada suhu 600℃, 900℃, dan 1200℃ selama 4 jam, diikuti dengan pendinginan menggunakan tungku <em>muffle furnace</em>. Desain eksperimen menggunakan <em>taguchi design orthogonal array </em>L9 dengan bantuan software minitab 17. Optimasi komposisi basalt dan temperatur sintering dianalisis menggunakan metode <em>taguchi </em>dan analisis varians (ANOVA). Parameter eksperimen meliputi perbandingan <em>fly ash </em>vs alumunium dross dengan komposisi 40%, 50%, dan 60%, basalt dengan komposisi 0%, 5%, dan 10%, serta suhu sintering 600℃, 900℃, dan 1200℃. Pengujian menggunakan teknik <em>x-ray fluorescence</em>, <em>x-ray diffraction</em>, mikro <em>vickers</em>, densitas, dan <em>scanning electron microscope energy dispersive spectroscopy</em>. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu sintering memiliki pengaruh signifikan terhadap kekerasan keramik mullite dengan nilai p-value 0.013. Namun, pada pengujian densitas, parameter <em>fly ash </em>vs alumunium dross, basalt, dan suhu sintering tidak berpengaruh signifikan terhadap densitas. Hasil analisis XRD menunjukkan adanya penambahan fasa baru, seperti melilite, gahlenite, dan cordierite, namun fasa-fasa tersebut tidak dominan dan tidak berpengaruh signifikan terhadap keramik <em>mullite</em>.</p> <p><strong>Kata kunci</strong>: Basalt, <em>mullite</em>, <em>fly ash</em>, aluminium dross, <em>taguchi </em>dan <em>anova</em>.</p> <p>&nbsp;</p> Ferdy Ardiyansyah Hak Cipta (c) 2024 Skripsi Teknik Mesin https://repository.malahayati.ac.id/index.php/skrtm/article/view/2907 Wed, 09 Oct 2024 00:00:00 +0000 s PENGARUH PERLAKUAN PANAS DOUBLE QUENCHING TERHADAP SIFAT MEKANIK BAJA AISI 1040 HASIL PACK CARBURIZING ARANG KAYU JATI DAN ARANG CANGKANG SAWIT https://repository.malahayati.ac.id/index.php/skrtm/article/view/3293 <p>“PENGARUH PERLAKUAN PANAS DOUBLE QUENCHING TERHADAP<br>SIFAT MEKANIK BAJA AISI 1040 HASIL PACK CARBURIZING<br>ARANG KAYU JATI DAN ARANG CANGKANG SAWIT”</p> <p><br>Oleh<br>BAMBANG PRAHORO AJI</p> <p><br>ABSTARK</p> <p><br>Baja AISI 1040 (American Iron and Steel Institud) adalah bahan yang sering <br>digunakan untuk keperluan berbagai komponen mesin seperti gear motor, namun pada baja <br>AISI 1040 memerlukan peningkatan nilai kekerasan supaya lebih tahan terhadap keausan, <br>yang umumnya disebabkan oleh air ataupun debu. Untuk itu diperlukan suatu metode <br>peningkatan nilai kekerasan baja AISI 1040. Metode eksperimental ini dilakukan dengan <br>proses perlakuan panas pada temperatur 800oC dengan waktu selama 120 menit dan 360 <br>menit menggunakan air dengan volume 1200ml sebagai media pendingin. Kemudian <br>karakterisasi hasil eksperimental double quenching hasil dari pack carburizing arang kayu <br>jati dan arang cangkang sawit pada baja AISI 1040 ini menggunakan X-Ray Flourescene<br>(XRF), Hardness Vikers (HV) dan Field Emission Scanning Electron Microscopes -<br>Energy Dispersif Spectroscopy (FESEM-EDS). Berdasarkan hasil analisis dari <br>karakterisasi, dapat disimpulkan bahwa peningkatan rata-rata kekerasan pada baja AISI <br>1040 sebesar 258,65 HV, dan peningkatan rata-rata nilai unsur Fe sebesar 1,02%, dimana <br>persen (%) atom karbon (C) tertinggi adalah sebesar 83,74%. Maka dengan demikian <br>proses perlakuan panas double quenching meningkatkan sifat mekanik baja AISI 1040 hasil<br>dari pack carburizing arang kayu jati dan arang cangkang sawit.</p> <p><br>Kata kunci : baja AISI 1040, double quenching, pack carburizing, arang kayu jati, <br>arang cangkang sawit XRF, HV, FESEM-EDS.</p> bambang prahoro aji Hak Cipta (c) 2024 Skripsi Teknik Mesin https://repository.malahayati.ac.id/index.php/skrtm/article/view/3293 Wed, 09 Oct 2024 00:00:00 +0000 S PENGARUH FRAKSI VOLUME, ARAH, PANJANG SERAT NANAS TERHADAP SIFAT MEKANIK KOMPOSIT PLASTIK JENIS HIGH DENSITY POLIETHYLENE https://repository.malahayati.ac.id/index.php/skrtm/article/view/1956 <p>ABSTRAK</p> <p>Pengaruh Volume, Arah Serat Dan Panjang Serat Nanas Terhadap Sifat Mekanik Material Komposit Plastik Jenis High Density Poliethylene<br>Oleh<br>Benny Saputra Hasan Basri</p> <p>Material alami dalam industri otomotif dapat memberikan berbagai keunggulan dibandingkan konvensional sintetis seperti pengurangan berat, dapat didaur ulang, dan sebagai tambahan untuk eko-efisiensi. Penelitian ini bertujuan untuk megetahui sifat mekanik HDPE dan serat nanas. Parameter eksperimen menggunakan Taguchi ortogonal dan Analisis varians (ANOVA) digunakan untuk mengetahui pengaruh parameter panjang, arah, dan persentase serat nanas sebagai filler penguat terhadap tegangan tarik dan tegangan bending. Variabel penelitian ini meliputi: fraksi volume serat nanas sebesar 5%, 10% dan15%; arah serat 0o , 45o dan acak; panjang serat 6,6cm, 10cm, 20cm. Pengujian sifat fisis dan mekanis komposit meliputi uji tarik menggunakan standar ASTM D638-3, uji 3 point bending bending dengan standar ASTM D7264-07. Hasil pengujian menunjukan tegangan tarik terbesar pada spesimen 2 dengan 5% serat, arah serat 45o dan panjang serat 10 cm sebesar 196,358 kg/mm2 . Hasil pengujian tegangan bending terbesar pada spesimen 2 dengan 5% serat, arah serat 45o dan panjang serat 10 cm sebesar 4,094 kg.f/mm2 . Hasil Anova dari tegangan tarik menunjukan bahwa persentase volume serat berpengaruh secara signifikan sebesar 59,01%, arah serat 21,27%, panjang serat 16,95% sedangkan untuk tegangan bending kontribusi persentase volume serat sebesar 75,05%, arah serat 16,99%, panjang serat 6,71%. Ikatan yang baik antara serat nanas dengan HDPE menjadi kunci darikekuatan tegangan tarik dan bending komposit. Penelitian ini dapat dikembangkan sebagai komposit ramah lingkungan pada pembuatan papan partikel dalam industri otomotif.</p> <p>Kata Kunci: Komposit, Serat Nanas, Tegangan Tarik, Tegangan Bending, Taguchi, ANOVA</p> <p>&nbsp;</p> Benny Saputra Hasan Basri Hak Cipta (c) 2024 Skripsi Teknik Mesin https://repository.malahayati.ac.id/index.php/skrtm/article/view/1956 Wed, 09 Oct 2024 00:00:00 +0000 S ANALISA SIFAT MEKANIK BAJA AISI 1040 SEBAGAI HASIL PROSES PACK CARBURIZING MENGGUNAKAN ARANG TULANG SAPI DAN BATOK KELAPA https://repository.malahayati.ac.id/index.php/skrtm/article/view/3289 <h1>&nbsp;</h1> <h1>ANALISA SIFAT MEKANIK BAJA AISI 1040 SEBAGAI HASIL PROSES PACK CARBURIZING MENGGUNAKAN ARANG TULANG SAPI DAN BATOK KELAPA</h1> <h1>&nbsp;</h1> <h1>Candra Irianto<sup>1</sup></h1> <h1><sup>1</sup>Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Malahayati</h1> <h1>Jl. Pramuka No. 27 Kemiling, Bandar Lampung</h1> <h1>E-mail:</h1> <h1><a href="mailto:Candrairianto98@gmail.com">Candrairianto98@gmail.com</a></h1> <h1>&nbsp;</h1> <h2>ABSTRAK</h2> <p>&nbsp;</p> <p>Baja AISI 1040 adalah bahan yang sering digunakan untuk keperluan berbagai komponen mesin seperti gear motor, namun gear motor memerlukan peningkatan nilai kekerasan supaya lebih tahan terhadap gesekan serta keausan. Dalam hal tersebut diperlukan metode eksperimen dengan proses <em>pack carburizing </em>pada temperatur 800<sup>0</sup>C, waktu penahanan selama 60 menit dan 300 menit serta media pendingin menggunakan oli SAE 50 dengan volume 600 ml. Pengujian yang di lakukan menggunakan <em>X-Ray Flourescen </em>(XRF) dengan nilai <em>raw </em>material = 97,94%, spesimen A = 97,98%, spesimen B = Fe 98,93%, <em>Harness Vickers </em>(HV) dengan nilai <em>raw </em>material = 107HV, Spesimen A = 119HV, spesimen B = 106HV dan <em>Field Emission Scanining Microscope-Energy Dispersive X-Ray Spectroscopy </em>(FESEM-EDS) dengan nilai spesimen A = 45,97% dan spesimen B = 81,03%. Berdasarkan hasil pengujian eksperimen <em>pack carburizing </em>pada baja AISI 1040 dapat disimpulkan bahwa peningkatan rata-rata kekerasan pada baja AISI 1040 sebesar 113 HV, dan peningkatan rata-rata nilai unsur Fe sebesar 0,1%, persen karbon tertinggi pada spesimen B sebesar 0,8%. Dengan demikian proses perlakuan panas <em>pack carburizing </em>mempengaruhi kekerasan <em>Vickers </em>dan persentase karbon baja AISI 1040 hasil dari <em>pack carburizing </em>arang tulang sapi dan arang batok kelapa.</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Kata</strong><strong> kunci : </strong>Baja AISI 1040, <em>Pack Carburizing</em>, XRF, HV, FESEM-EDS.</p> Candra Irianto Hak Cipta (c) 2024 Skripsi Teknik Mesin https://repository.malahayati.ac.id/index.php/skrtm/article/view/3289 Wed, 09 Oct 2024 00:00:00 +0000 S PENGARUH PERLAKUAN PANAS DOUBLE QUENCHING TERHADAP SIFAT MEKANIK BAJA AISI 1040 HASIL PACK CARBURIZING ARANG TULANG SAPI DAN ARANG BATOK KELAPA https://repository.malahayati.ac.id/index.php/skrtm/article/view/3282 <p><strong>PENGARUH PERLAKUAN PANAS <em>DOUBLE QUENCHING </em>TERHADAP SIFAT MEKANIK BAJA AISI 1040 HASIL <em>PACK CARBURIZING</em></strong></p> <p><strong><em>&nbsp;</em></strong><strong>ARANG TULANG SAPI DAN ARANG BATOK KELAPA</strong></p> <p><strong>&nbsp;</strong></p> <p><strong>Oleh</strong></p> <p><strong>Aditya Sapta Nugraha </strong></p> <p><strong>&nbsp;</strong></p> <p><strong>&nbsp;</strong></p> <p><strong>Abstrak</strong></p> <p><strong>&nbsp;</strong></p> <p>Perkembangan teknologi terjadi seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, yang banyak membantu pekerjaan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh baja karbon AISI 1040 banyak digunakan untuk alat perkakas, pertanian, komponen otomotif, konstruksi dan perpipaan, namun diperlukan suatu metode untuk meningkatkan sifat mekanik dari baja tersebut, agar memiliki kemampuan lebih baik terhadap keausan sehingga lebih tahan lama dalam pemakaian. Penelitian untuk meningkatkan sifat mekanik dari baja AISI 1040 dilakukan melalui metode eksperimen dengan proses <em>heat treatment</em> pada temperatur 800℃, waktu penahanan 2 jam dan 6 jam, menggunakan media pendingin air es dengan temperatur 9℃. Adapun proses karakterisasi menggunakan uji <em>X-Ray Flouresence</em> (XRF), uji <em>Hardnes Vikers</em> (HV) dan uji <em>Scanning Electron Microscope</em> (SEM). Berdasarkan hasil karakterisasi uji <em>x-ray</em> <em>flouresence</em> menunjukan bahwa terjadi peningkatan nilai unsur Fe dengan rata-rata 0,03%, uji <em>Hardnes Vikers</em>&nbsp; mengalami kenaikan dengan nilai rata-rata 261,3 HV, dari hasil uji <em>Scanning Electron Microscope</em> persen carbon tertinggi berada pada spesimen B sebesar 0,48%. Dapat disimpulkan bahwa proses <em>pack carburizing</em> dengan perlakuan panas <em>double quenching </em>mempengaruhi terhadap kekarasan <em>vikers </em>dan persen karbon.</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Kata kunci :</strong> baja AISI 1040 <em>double quenching,</em> XRF, HV, FESEM-EDS,</p> <p>&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; kekerasan <em>vikers</em></p> <p><strong>&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; </strong></p> Aditya sapta nugraha Hak Cipta (c) 2024 Skripsi Teknik Mesin https://repository.malahayati.ac.id/index.php/skrtm/article/view/3282 Wed, 09 Oct 2024 00:00:00 +0000 O OPTIMASI KOMPOSISI BASALT DAN PERLAKUAN PANAS KERAMIK MULLITE BERBAHAN DASAR FLY ASH MENGGUNAKAN METODE TAGUCHI https://repository.malahayati.ac.id/index.php/skrtm/article/view/2908 <p><strong>&nbsp;</strong></p> <h2>OPTIMASI KOMPOSISI BASALT DAN PERLAKUAN PANAS KERAMIK BERBAHAN DASAR <em>FLY ASH </em>MENGGUNAKAN METODE <em>TAGUCHI</em></h2> <p>Oleh</p> <p>Ferdy Ardiyansyah</p> <p>&nbsp;</p> <p>&nbsp;</p> <p>Perkembangan industri alumunium dan PLTU di Indonesia, terutama di daerah perkotaan, menyebabkan peningkatan limbah industri. Limbah padat dari industri alumunium, seperti alumunium dross, dan PLTU, seperti <em>fly ash </em>hasil pembakaran batubara, berpotensi digunakan sebagai bahan baku keramik <em>mullite </em>yang diproduksi melalui reaksi aluminosilikat pada suhu tinggi. Dalam penelitian keramik <em>mullite</em>, dilakukan penambahan batu basalt dari Lampung Timur sebagai bahan tambahan. Batu basalt memiliki sifat-sifat kualitas dasar yang baik, seperti ketahanan abrasi, kekuatan tekan, dan ketahanan terhadap reaksi kimia, yang dapat meningkatkan sifat fisik dan mekanik keramik <em>mullite</em>. Proses pembuatan keramik melibatkan pencampuran <em>fly ash</em>, alumunium dross, dan basalt dengan komposisi tertentu. Kemudian, dilakukan leaching menggunakan 2M HCl selama 1 jam dengan kecepatan 300 rpm. Setelah itu, bahan dasar disaring dan dioven pada suhu 200℃ sebelum dibentuk menjadi pellet. Pellet tersebut kemudian menjalani proses sintering pada suhu 600℃, 900℃, dan 1200℃ selama 4 jam, diikuti dengan pendinginan menggunakan tungku <em>muffle furnace</em>. Desain eksperimen menggunakan <em>taguchi design orthogonal array </em>L9 dengan bantuan software minitab 17. Optimasi komposisi basalt dan temperatur sintering dianalisis menggunakan metode <em>taguchi </em>dan analisis varians (ANOVA). Parameter eksperimen meliputi perbandingan <em>fly ash </em>vs alumunium dross dengan komposisi 40%, 50%, dan 60%, basalt dengan komposisi 0%, 5%, dan 10%, serta suhu sintering 600℃, 900℃, dan 1200℃. Pengujian menggunakan teknik <em>x-ray fluorescence</em>, <em>x-ray diffraction</em>, mikro <em>vickers</em>, densitas, dan <em>scanning electron microscope energy dispersive spectroscopy</em>. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu sintering memiliki pengaruh signifikan terhadap kekerasan keramik mullite dengan nilai p-value 0.013. Namun, pada pengujian densitas, parameter <em>fly ash </em>vs alumunium dross, basalt, dan suhu sintering tidak berpengaruh signifikan terhadap densitas. Hasil analisis XRD menunjukkan adanya penambahan fasa baru, seperti melilite, gahlenite, dan cordierite, namun fasa-fasa tersebut tidak dominan dan tidak berpengaruh signifikan terhadap keramik <em>mullite</em>.</p> <p><strong>Kata kunci</strong>: Basalt, <em>mullite</em>, <em>fly ash</em>, aluminium dross, <em>taguchi </em>dan <em>anova</em>.</p> <p>&nbsp;</p> Ferdy Ardiyansyah Hak Cipta (c) 2024 Skripsi Teknik Mesin https://repository.malahayati.ac.id/index.php/skrtm/article/view/2908 Wed, 09 Oct 2024 00:00:00 +0000 s PENGARUH PERLAKUAN PANAS DOUBLE QUENCHING TERHADAP SIFAT MEKANIK BAJA AISI 1040 HASIL PACK CARBURIZING ARANG TULANG SAPI DAN ARANG BATOK KELAPA https://repository.malahayati.ac.id/index.php/skrtm/article/view/3294 <p><strong>PENGARUH PERLAKUAN PANAS <em>DOUBLE QUENCHING </em>TERHADAP SIFAT MEKANIK BAJA AISI 1040 HASIL <em>PACK CARBURIZING</em></strong></p> <p><strong><em>&nbsp;</em></strong><strong>ARANG TULANG SAPI DAN ARANG BATOK KELAPA</strong></p> <p><strong>&nbsp;</strong></p> <p><strong>Oleh</strong></p> <p><strong>Aditya Sapta Nugraha </strong></p> <p><strong>&nbsp;</strong></p> <p><strong>&nbsp;</strong></p> <p><strong>Abstrak</strong></p> <p><strong>&nbsp;</strong></p> <p>Perkembangan teknologi terjadi seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, yang banyak membantu pekerjaan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh baja karbon AISI 1040 banyak digunakan untuk alat perkakas, pertanian, komponen otomotif, konstruksi dan perpipaan, namun diperlukan suatu metode untuk meningkatkan sifat mekanik dari baja tersebut, agar memiliki kemampuan lebih baik terhadap keausan sehingga lebih tahan lama dalam pemakaian. Penelitian untuk meningkatkan sifat mekanik dari baja AISI 1040 dilakukan melalui metode eksperimen dengan proses <em>heat treatment</em> pada temperatur 800℃, waktu penahanan 2 jam dan 6 jam, menggunakan media pendingin air es dengan temperatur 9℃. Adapun proses karakterisasi menggunakan uji <em>X-Ray Flouresence</em> (XRF), uji <em>Hardnes Vikers</em> (HV) dan uji <em>Scanning Electron Microscope</em> (SEM). Berdasarkan hasil karakterisasi uji <em>x-ray</em> <em>flouresence</em> menunjukan bahwa terjadi peningkatan nilai unsur Fe dengan rata-rata 0,03%, uji <em>Hardnes Vikers</em>&nbsp; mengalami kenaikan dengan nilai rata-rata 261,3 HV, dari hasil uji <em>Scanning Electron Microscope</em> persen carbon tertinggi berada pada spesimen B sebesar 0,48%. Dapat disimpulkan bahwa proses <em>pack carburizing</em> dengan perlakuan panas <em>double quenching </em>mempengaruhi terhadap kekarasan <em>vikers </em>dan persen karbon.</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Kata kunci :</strong> baja AISI 1040 <em>double quenching,</em> XRF, HV, FESEM-EDS,</p> <p>&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; kekerasan <em>vikers</em></p> Aditya sapta nugraha Hak Cipta (c) 2024 Skripsi Teknik Mesin https://repository.malahayati.ac.id/index.php/skrtm/article/view/3294 Wed, 09 Oct 2024 00:00:00 +0000