the ANALISIS PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN (MP-ASI) PADA ANAK STUNTING DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWAT INAP WATES TAHUN 2022
Tesis
Kata Kunci:
STUNTINGAbstrak
PROGRAM STUDI MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MALAHAYATI
PEMINATAN PROMOSI KESEHATAN
Tesis, November 2022
Ardian Yulianto
ANALISIS PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN (MP-ASI) PADA ANAK STUNTING DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWAT INAP WATES
TAHUN 2022.
xviii + 123 lembar + 23 Tabel + 2 gambar + 7 lampiran
ABSTRAK
Stunting merupakan gagal tumbuh yang terjadi pada anak balita akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak menjadi terlalu pendek untuk usianya. Secara global pada tahun 2016, sebanyak 22,9% atau 154,8 juta anak di bawah usia 5 tahun menderita stunting. Indonesia masih menempati urutan tinggi dengan jumlah kasus stunting sebesar 24,7%. Propinsi Lampung prevalensi kasus stunting sebesar 27,28%. Lampung Tengah prevalensi stunting pada tahun 2018 sebanyak 2.098 (11,1%), tahun 2019 sebanyak 5.063 (10,6%) dan pada tahun 2020 meningkat menjadi 6.099 (12,1%). Di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Wates tahun 2019 sebanyak 320 kasus, tahun 2020 222 kasus, dan tahun 2021 terjadi penurunan sebanyak 135 kasus (14%). Meskipun mengalami penurunan akan tetapi dari 15 kecamatan yang berada di Kabupaten Lampung Tengah, Puskesmas Rawat Inap Wates merupakan salah satu puskesmas yang ditetapkan sebagai wilayah Lokasi Stunting.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yaitu dengan rancangan cross sectional. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh ibu balita yang mempunyai anak stunting usia 6-24 bulan sebanyak 135 di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Wates Kecamatan Bumiratu Nuban Lampung Tengah. Jumlah sempel dalam penelitian ini sebanyak 100 anak. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan di 10 kampung dengan cara accidental sampling. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan univariat, bivariat (chi square), dan multivariat (regresi logistic berganda).
Hasil penelitian menunjukkan variabel ketepatan waktu dalam pemberian makanan tambahan (MP-ASI) mempunyai pengaruh signifikan terhadap kejadian stunting dengan nilai p-value 0,006< α=0,05 dan nilai odd ratio 4,398. Variabel makanan tambahan (MP-ASI) yang adekuat mempunyai pengaruh yang signifikan dengan kejadian stunting dengan nilai p-value 0,000 < α=0,05 dengan nilai odd ratio 6,333. Variabel keamanan pemberian (MP-ASI) mempunyai pengaruh yang signifikan dengan kejadian stunting dengan nilai p-value 0,006 < α=0,05, dan nilai odd ratio 0,227. Variabel Responsive Feeding mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kejadian stunting dengan nilai p-value 0,001 < α=0,05 dengan nilai odd ratio 0,232. Faktor dominan yang paling terhadap kejadian stunting adalah variable (MP-ASI) yang adekuat dengan nilai sig. (p-value) sebesar 0,004 (<0,05) dan odd rasio 4,717. Saran bagi masyarakat diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan informasi tambahan mengenai makanan pendamping (MP-ASI) yang mempengaruhi kejadian stunting.
Kata kunci
Kepustakaan
:
:
ketepatan waktu, (MP-ASI) yang adekuat, keamanan (MP-ASI), Responsive Feeding
46 (2013-2021)
MASTER OF PUBLIC HEALTH STUDY PROGRAM
FACULTY OF PUBLIC HEALTH SCIENCES
MAHAYATI UNIVERSITY
HEALTH PROMOTION SPECIALIZATION
Thesis, November 2022
ANALYSIS OF ADDITIONAL FEEDING (MP-ASI) TO STUNTING CHILDREN IN THE WORK AREA OF PUSKESMAS INPATIENT WATES YEAR 2022.
xviii + 123 sheets + 23 tables + 2 pictures + 7 attachments
Ardian Yulianto
Stunting is failure to thrive in children under five due to chronic malnutrition so that children become too short for their age. Globally in 2016, as many as 22.9% or 154.8 million children under the age of 5 years suffered from stunting. Indonesia still ranks high with the number of stunting cases of 24.7%. Lampung Province, the prevalence of stunting cases is 27.28%. Central Lampung, the prevalence of stunting in 2018 was 2,098 (11.1%), in 2019 it was 5,063 (10.6%) and in 2020 it increased to 6,099 (12.1%). In the working area of the Wates Inpatient Health Center in 2019 there were 320 cases, in 2020 there were 222 cases, and in 2021 there was a decrease of 135 cases (14%). Even though it has decreased, of the 15 sub-districts in Central Lampung Regency, the Wates Inpatient Health Center is one of the health centers that has been designated as a Stunting Location area.
This type of research is a quantitative research with a cross sectional design. The subjects in this study were all mothers of toddlers who had 135 stunted children aged 6-24 months in the Working Area of the Wates Inpatient Health Center, Bumiratu Nuban District, Central Lampung. The number of samples in this study were 100 children. Sampling in this study was conducted in 10 villages by accidental sampling. Data analysis in this study used univariate, bivariate (chi square), and multivariate (multiple logistic regression).
The results showed that the timeliness variable in providing complementary food (MP-ASI) had a significant effect on the incidence of stunting with a p-value of 0.006 < α = 0.05 and an odds ratio of 4.398. Adequate complementary food (MP-ASI) variables have a significant effect on the incidence of stunting with a p-value of 0.000 <α=0.05 with an odds ratio of 6.333. The safety variable (MP-ASI) has a significant effect on the incidence of stunting with a p-value of 0.006 <α=0.05, and an odds ratio of 0.227. The Responsive Feeding variable has a significant influence on the incidence of stunting with a p-value of 0.001 <α=0.05 with an odds ratio of 0.232.
The most dominant factor in the incidence of stunting is the variable (MP-ASI) which is adequate with a sig. (p-value) of 0.004 (<0.05) and an odds ratio of 4,717. Suggestions for the community are that it is hoped that this research can become additional information material regarding complementary foods (MP-ASI) that affect the incidence of stunting.
Keywords
Literature
:
:
timeliness, adequate MP-ASI, safety (MP-ASI), Responsive Feeding
46 (2013-2021)